Sabtu, 22 Juni 2013

FightBDG Goes to Washington!

Oleh: Fauzan Rezda M.
             
Hari ini menginjak tanggal 23 Juni 2013, bertepatan dengan hari Minggu, pagi yang cerah dan juga bersejarah. Bagi banyak warga Bandung, mungkin hari ini menjadi sebuah awal dari harapan baru bagi Bandung di masa depan. 8 calon pemimpin Bandung menunggu untuk dipilih dan diberi tanggung jawab yang tidak mudah. Harapan kami, siapapun yang mengemban tanggung jawab itu, amanah harus dipegangnya dengan kuat.

Namun, tidak hanya itu, 23 Juni 2013 merupakan salah satu hari penting bagi FightBDG. Grace Christina Tobing, bagian dari kami yang juga merupakan ketua FightBDG, berangkat ke Washington D.C dalam rangka memenuhi undangan dari Student Opposing Slavery (SOS) untuk berpartisipasi dalam Student Opposing Slavery International Summit yang akan diselenggarakan pada tanggal 24-28 Juni. Dalam pertemuan itu, selain FightBDG, beberapa pihak yang akan terlibat antara lain MTV Exit, Polaris Project dan juga GoodWeave. Disana Grace akan berbagi pengalaman dan juga menjadi salah satu pembicara untuk para pelajar dan pemuda tentang bagaimana FightBDG melakukan kampanye perlawanan perdagangan orang di Bandung. 

SOS ini sendiri merupakan salah satu organisasi pelajar di Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2012 untuk bergerak dalam bidang pembangunan kesadaran akan tindak kriminal perdagangan orang. Grace dan FightBDG datang dan diundang menjadi salah satu representasi pemuda yang peduli dalam perlawanan terhadap perdagangan orang. Yang perlu diingat, FightBDG merupakan satu-satunya representasi dari Asia yang diundang dalam pertemuan ini.

Semoga kabar ini dapat menjadi berita baik yang juga dapat tersebar dan menjadi semangat tersendiri bagi kita semua bahwa kebersamaan ini harus dipupuk untuk melawan tindak perdagangan orang. Sudah semestinya manusia untuk dimanusiakan.
Good luck and break a leg, Grace!


Untuk info lebih lanjut mengenai Student Opposing Slavery: http://studentsopposingslavery.org/about/

Selasa, 18 Juni 2013

Domestic Workers in Indonesia

Oleh : Doni Marmer

Selama ini kita sebagai orang-orang yang dapat mengakses ekonomi kelas menengah ke atas sangatlah lazim untuk memiliki PRT (Pembantu Rumah Tangga). Dengan spesifikasi pekerjaan yang bervariasi, seperti membersihkan rumah, merawat perabotan, memasak, mencuci baju, mengurus halaman, teknisi rumah tangga, menjaga hewan peliharaan, bahkan merawat anak. Namun pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan batasan waktu yang hampir tidak ada garisnya.
Terlebih lagi dengan pekerjaan yang sangt banyak, gaji yang mereka terima memang sangat tipis dibawah UMR (upah minimum regional) bahkan ada yang sangat jauh di bawahnya. Sebagian besar memang menyayangkan gaji mereka, tetapi hanya sebatas keluhan, tindakannya banyak terhalang pemikiran moril yang mendalam.
Dalam hal ini, PRT adalah yang paling rawan terjaring sebagai korban eksploitasi dan perdagangan orang. Karena lingkungan mereka bekerja adalah area private dengan tingkat privasi yang cukup tinggi, sehingga sangat susah untuk dideteksi apakah kondisi mereka ‘aman’ atau ‘dalam bahaya’.
Fenomena PRT memang sudah sangat lama timbul, dan sebagian besar adalah masalah perkerja di bawah umur, dan pelaksanaan jam kerja yang berlebihan tanpa hari libur, serta tindakan kekerasan terhadap PRT yang sangat jarang di ekspos. Kami tidak akan bilang bahwa isu tersebut banyak terjadi terhadap Buruh Migran, faktanya, secara domestik, dalam negri kita sendiri, PRT juga diperlakukan semena-mena.
Mungkin dengan kejadian yang terjadi beberapa minggu lalu di KJRI Saudi Arabia, kita paham bahwa hak untuk medapatkan pelayanan dan terutama perlindungan negara terhadap warga negaranya kurang maksimal. Kontroversinya adalah apakah pemerintah tidak bisa bekerja dengan baik, atau saking banyaknya TKI yang ilegal dan terjebak dalam kondisi mengenaskan seperti ini. (Penulis secara pribadi ingin menyalahkan pihak agensi TKI ilegal yang seharusnya diberantas.)
Coba lihat ke sekitar kawasan anda tinggal, perhatikan PRT yang bekerja baik tinggal bersama majikan atau pulang pergi. Amati lebih baik apakah umur mereka sudah layak untuk bekerja, dan apakah perlakuan yang didapatkan dari majikan dan agen sudah sesuai. Seperti apapun, upah mungkin akan selalu dipertanyakan seiring banyaknya bahan baku yang juga ikut menaikan harga mengikuti tren kenaikan harga BBM.
PRT termasuk Buruh Migran dan TKI lainya adalah bagian dari sistem sosial dan ekonomi untuk keberlangsungan negara ini. Cap “Pahlawan Devisa Negara” yang melabelkan para TKI terkesan hanya bentuk sarkasme akan kerja keras mereka. Yang perlu kita lakukan memang tidak bisa banyak sebagai warga pada umumnya.
Yaitu dengan membantu meningkatkan perhatian masyarakat, tetangga, keluarga, dan kerabat bahwa PRT juga harus mendapatkan haknya sebagai seorang pekerja setelah memenuhi kewajibanya. Seperti upah yang layak, jam kerja yang sesuai, hak untuk mendapatkan libur pada hari libur, serta hal yang menyangkut masalah moral juga. PRT bukanlah barang dan bukan objek, bukan juga komoditas murahan. Ketimbang menjadi pemalas dan memerintah, perhatikan lebih baik perlakuan kita, atau ingatkan kerabat untuk menghentikan eksploitasi dan tindak kekerasan terhadap PRT (baik verbal maupun secara fisik).
Hal ini yang menjadi amanat kita sebagai penanggung jawab mereka ketika kita meminta mereka untuk bekerja. Semoga nasib PRT Indonesia dan para Buruh MIgran dan TKI dapat dengan aman dan lebih teliti dalam memperhatikan praktik human trafficking dan eksploitasi dalam lingkungan pekerjaanya. Dan juga bantu kami meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gerakan melawan perdagangan orang dan menghentikan eksploitasi. Agara banyak yang terselamatkan dan membantu mereka menambah ilmu agar lebih teliti dan tidak terjebak dengan agensi ilegal.
for supporting us :
Twitter       : @fightBDG

Email         : fightbandung@gmail.com
                   fightbdg-team@googlegroups.com

Kamis, 06 Juni 2013

Open Recruitment

Hampir setahun FightBDG berjalan dan tidak menduga dukungan yang teman-teman berikan sungguh begitu besar. Sampai pada akhirnya, saat ini kami merasa memerlukan tenaga tambahan untuk mencapai misi kami ini. Kami rasa energi positif ini memang harus disebarkan dalam porsi yang besar juga jangka yang panjang.

Dan jika kalian merasa bahwa kalian merupakan orang yang kreatif dan memiliki kemauan yang besar untuk mengakhiri era gelap kemanusiaan, ya kalianlah orang yang kami cari. Kami membuka pintu selebar-lebarnya pada kalian untuk bergabung dalam Open Recruitment yang kami adakan pertama kali ini.

Mari bersama-sama dan bergotong royong menjadikan tindak kriminal Perdagangan Orang hanyalah sebuah sejarah di masa lampau. Kami tunggu sampai tanggal 11 Juni 2013 ya. :)


Silahkan isi formulir disini: 
Formulir